Selasa, 25 Februari 2014

Share dan Rating TV

Nah, marilah kita simak, seperti apa pertarungan acara-acara tersebut dalam memperebutkan Share dan Rating pada akhir mei 2013.
Jika menyimak angka rating yang dilansir Nielsen yang ditulis http://allaboutduniatv.blogspot.com, maka yang bertempur dahsyat memang acara Campur-Campur (CC) dan YKS. Rating CC yang tayang di ANTV pada Rabu (16/10), menempati peringkat 29 dengan TVR 1,9 dan share 7,5 persen. Pada keesokan malamnya (17/10), rating CC naik signifikan dengan menempati peringkat 13 dengan TVR 2,5 dan share 9,9 persen di segmen ALL. CC menjadi acara unggulan dengan rating tertinggi kedua setelah Pesbukers yang duduk di peringkat 12 dengan TVR 2,5 dan share 12,9 persen.
Namun CC masih tertinggal dengan YKS yang memang sudah mempunyai penonton setia. Pada Kamis (17/10), YKS menempati peringkat 3 dengan TVR 4,4 dan share 20,2 persen. Sebelum ada YKS, Trans TV terlihat sering mengubah schedule program primetime nya. Kesuksesan YKS juga menggusur Bioskop Trans TV yang kini harus tayang larut malam. Hal ini juga menjadi kritikan para pecinta setia BTT.
Istilah rating dan share bagi kerap diterjemahkan sebagai hidup-mati sebuah program TV. Sebuah acara akan awet atau hanya seumur jagung,  tergantung rating dan share yang diraih. Ukuran seperti apakah yang digunakan AGB Nielsen Media Research dalam melakukan penelitiannya? Metode seperti apakah yang dilakukan? Khusus untuk TV, sebutannya Television Audience Measurement (TAM) yang dilakukan Nielsen di Indonesia dan 26 negara lainnya. Survey itu dirancang bagi pengiklan, agensi iklan, maupun pengelola TV untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik karakter penonton TV dan acuan tontonan TV di kota-kota besar Indonesia.
Sejak 1991, Nielsen Indonesia telah menyediakan laporan rating mingguan bagi stasiun TV dan pengiklan mengunakan Layanan Rating Harian-penonton sampel mencatat acara yang ditonton serta di kanal mana, di dalam buku harian yang disediakan. Hasilnya dikirimkan pada NMR yang kemudian mentransfernya ke komputer.
Tahun 1997 NMR beralih menggunakan Peoplemeter System untuk mengembangkan pengukuran yang lebih akurat menit per menit. Metode Peoplemeter untuk memperoleh gambaran lebih akurat mencakup 5 kota besar (Jabodetabek, Surabaya, Medan, Semarang, dan Bandung). Pada 2002 di tambah Makassar. Pada 2003 ditambah Yogyakarta (termasuk Bantul dan Sleman) serta Palembang, 2004 (Denpasar), dan 2006 (Banjarmasin). Survey Nielsen mencakup populasi 49,5 juta penonton TV.
Sejak Maret 2007, Nielsen memberikan layanan laporan rating harian. Informasi detil sebuah program acara bisa langsung diketahui sehari setelah acaranya tayang. Rating harian juga mencakup 10 kota besar Indonesia.
Angka rating dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, misalnya saja durasi suatu program, program tandingan, kualitas gambar yang diterima di rumah, penonton yang ada (available audience), jadwal tayang, waktu-waktu insidentil, juga pola kebiasaan penonton di daerah-daerah tertentu. Rating program tidak mencerminkan kualitas program. Rating adalah presentase dari penonton suatu acara dibandingkan dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Yang diukur melalui rating ini kuantitas dan bukan kualitas suatu acara.
Rating = Jumlah penonton program A dibagi Populasi TV x 100 persen.
Dengan perhitungan rating yang menit per menit, panjangnya program mempengaruhi rating dari satu program. Misalnya program yang tadinya berdurasi 30 menit mempunyai rating 10. Ketika diperpanjang menjadi 60 menit, ratingnya turun menjadi 8 persen, dikarenakan angka pembagi yang semakin besar.   
Lantas, apakah share? Apa bedanya dengan rating? Share adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada ukuran satuan waktu tertentu pada suatu channel tertentu terhadap total pemirsa di semua channel.
Share =  Program Rating: Total Rating x 100 %
              
Ada pula istilah Channel Share yakni persentase pemirsa TV di satu periode tertentu pada saluran TV.  Rumus perhitungannya adalah
Channel Share =  Channel Share: Total Pemirsa x 100 %
                             
Pada Channel Share yang dibandingkan bukan lagi acaranya, melainkan stasiun TV-nya. Singkat kata, beda rating dan share yakni, angka rating menghitung jumlah penonton TV pada sebuah acara, sedang share menghitung persentase penonton TV di antara stasiun TV lain. Misal, jika ada 3 stasiun TV dengan populasi 10 ribu dan TV1 mempunyai angka penonton 2 ribu, TV2 seribu, dan TV3 seribu, maka rating TV1 20% dan share-nya 50%; TV2 rating 10%, share 25%; TV3 rating 10% dan share 25%.
Perginya Hitam Putih
Hitam Putih hanyalah salah satu program televisi yang telah menjadi "almarhum", mengikuti jejak program-program lainnya yang serupa maupun yang berbeda. Dan untuk urusan hidup mati sebuah program, memang banyak hal yang menyertainya, termasuk jika acara tersebut dipandang tidak patut, maka lambat laun acara itu pun akan mati dengan sendirinya alias ditinggal penontonnya. Namun, algojo paling mematikan yang digunakan oleh televisi selama ini memang lembaga survay yang mengeluarkan angka-angka sharing dan rating.
Khusus mengenai Hitam Putih, selain, barangkali, karena urusan rating dan sharing, konon Deddy Corbuzier sebagai pembawa acara memang memiliki rencana melanjutkan pendidikan S3. Mmeinjam bahasa para penggemar Hitam Putih, bahwa bukan kematian acara "Hitam Putih" yang menjadi soal. Yang menjadi perkara adalah, seperginya Hitam Putih, adakah acara televisi yang bukan hanya menyajikan kulit, tetapi "isi" yang terdiri dari: pesan yang baik, aktual, inspiratif dan juga bermanfaat.
Jika tak muncul acara yang bernas, boleh jadi acara-acara yang digelar di televisi dan mendapatkan perhatian besar dari penonton melalui sharing dan rating yang tinggi, adalah potret dari bangsa ini yang sudah sumpek oleh keadaan negara ini. Jadi, mereka pun memilih untuk bergoyang dan ber haha hihi...

Sumber: Di Sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar