TRIBUNJOGJA.COM - Sekelompok ilmuwan dari Pusat 
Pemantauan Bumi dan International Earth Rotation Service yang berbasis 
di Paris mengumumkan bahwa tahun ini akan terjadi detik kabisat. Ini 
terjadi karena adanya pelambatan rotasi bumi yang terjadi secara 
berkala.
Akibat kejadian itu, tahun 2015 ini penghuni planet bumi akan 
mendapatkan tambahan ekstra satu detik khususnya pada tanggal 30 Juni 
mendatang. Jika selama ini satu menit itu 60 detik, maka pada tanggal 
tersebut, satu menitnya adalah 61 detik.
Bagaimana hal ini bisa menjadi perhatian serius, padahal hanya beda 
satu detik saja? Ternyata, meskipun hanya satu detik, hal ini bisa 
memicu kekacauan jaringan internet dunia.
Lewat laporannya, detik kabisat ini akan bertambah tepatnya pada 
pukul 11:59:60 PM untuk Waktu Universal Terkordinasi atau UTC time 
dimana akan ditambahkan ekstra satu detik untuk mencapai keselarasan 
antara waktu bumi dan waktu atom yang paling akurat. Waktu atom inilah 
yang juga digunakan dalam transaksi elektronik.
Penambahan detik ini diperlukan karena rotasi bumi secara berkala 
mengalami pelambatan sehingga harus ada keselarasan antara kedua sistem 
waktu tersebut. Caranya dengan menyisipkan satu detik ke dalam kalender 
karena diperlukan untuk memelihara standar waktu supaya cocok dengan 
kalender sipil yang ditentukan berdasarkan pengamatan astronomi.
Nick Stamatakos, Kepala Parameter Orientasi Bumi di Observatorium 
Angkatan Laut AS, menjelaskan, planet bumi sebenarnya mengalami 
pelambatan rotasi secara berkala. Peristiwa tahun ini merupakan yang ke 
26 kalinya sejak kali pertama ditambahkan detik secara berkala pada 
tahun 1972.
Detik kabisat, diperlukan untuk membantu waktu bumi sehingga bisa 
mengejar waktu akurat yang ditunjukan waktu atom. "Bumi melambat 
sedikit, untuk membuatnya tetap sinkron, maka sesekali waktu bumi harus 
ditambah, biasanya pada tanggal 30 Juni atau pada tanggal 31 Desember," 
ujarnya.
Keputusan tersebut ditempuh setiap kali waktu bumi berada lebih 
lambat sekitar setengah detik. Sehingga sebagai gantinya harus ada 
penambahan setengah detik lebih cepat. Namun, penambahan tersebut, bisa 
jadi memberikan dampak buruk pada jaringan internet dunia.
"Mereka menambahkannya untuk sesuatu yang disebut UTC atau Cordinated
 Universal Time, untuk memastikan tingkat UTC sama dengan waktu atom. 
Oleh karena itu tanggal 30 Juni akan ada 86.401 detik bukan 86.400 
detik," jelasnya.
Hal ini pula yang terjadi pada tahun 2012 lalu. Sistem komputer 
'bingung' menerjemahkan perubahan waktu tersebut dan menyebabkan 
lonjakan aktivitas pada server tertentu.
Sejumlah perusahaan semisal Reddit, Yelp, LinkedIn melaporkan bahwa sistem mereka crash.
Untuk mengatasinya, perusahaan besar semisal Google telah melakukan 
langkah antisipatif. Mereka menambahkan sepersekian detik selama tahun 
sebelumnya sehingga mereka tidak perlu membuat penyesuaian tiba-tiba.
Namun, sejumlah negara termasuk AS mendukung untuk mengubah hal itu. 
Mereka mendukung untuk menyingkirkan terjadinya detik kabisat meskipun 
dampaknya akan ada ketidakselarasan penunjuk waktu.
Hal ini terjadi karena ketidakselarasan itu pasti akan terjadi. 
Apakah itu dalam hitungan detik, menit maupun jam. Dan mustahil untuk 
menyelaraskannya tanpa ada konsekuensi bencana.
Tanpa detik kabisat, maka akan ada perbedaan waktu bumi dan waktu 
atom sekitar 2 hingga 3 menit di tahun 2100 dan akan ada perbedaan 
setengah jam pada tahun 2700.
Sementara negara lainnya, semisal inggris, ingin tetap ada detik 
kabisat untuk menyelaraskan keteraturan tertentu semisal yang ditujukan 
dalam Greenwich Mean Time (GMT) atau waktu saat matahari melintasi 
meridian Greenwich.
Isu ini sekarang tengah diperbincangkan oleh Majelis Komunikasi Radio
 dan hasilnya akan diputuskan dalam Konferensi Komunikasi Radio Dunia. 
Jika resmi diputuskan tak perlu ada detik kabisat, maka ini mungkin akan
 menjadi terakhir kalinya dimana jumlah detik dalam satu tahun mencapai 
31.536.001. (*)
Sumber : CNN, Dailymail, ABC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar