Nah, marilah kita simak, seperti apa pertarungan acara-acara tersebut dalam memperebutkan Share dan Rating pada akhir mei 2013.
Jika menyimak angka rating yang dilansir Nielsen yang ditulis
http://allaboutduniatv.blogspot.com, maka yang bertempur dahsyat memang
acara Campur-Campur (CC) dan YKS. Rating CC yang tayang di ANTV pada
Rabu (16/10), menempati peringkat 29 dengan TVR 1,9 dan share 7,5
persen. Pada keesokan malamnya (17/10), rating CC naik signifikan dengan
menempati peringkat 13 dengan TVR 2,5 dan share 9,9 persen di segmen
ALL. CC menjadi acara unggulan dengan rating tertinggi kedua setelah
Pesbukers yang duduk di peringkat 12 dengan TVR 2,5 dan share 12,9
persen.
Namun CC masih tertinggal dengan YKS yang memang sudah mempunyai
penonton setia. Pada Kamis (17/10), YKS menempati peringkat 3 dengan TVR
4,4 dan share 20,2 persen. Sebelum ada YKS, Trans TV terlihat sering
mengubah schedule program primetime nya. Kesuksesan YKS juga menggusur
Bioskop Trans TV yang kini harus tayang larut malam. Hal ini juga
menjadi kritikan para pecinta setia BTT.
Istilah rating dan share bagi kerap diterjemahkan sebagai hidup-mati
sebuah program TV. Sebuah acara akan awet atau hanya seumur jagung,
tergantung rating dan share yang diraih. Ukuran seperti apakah yang
digunakan AGB Nielsen Media Research dalam melakukan penelitiannya?
Metode seperti apakah yang dilakukan? Khusus untuk TV, sebutannya
Television Audience Measurement (TAM) yang dilakukan Nielsen di
Indonesia dan 26 negara lainnya. Survey itu dirancang bagi pengiklan,
agensi iklan, maupun pengelola TV untuk memperoleh pemahaman yang lebih
baik karakter penonton TV dan acuan tontonan TV di kota-kota besar
Indonesia.
Sejak 1991, Nielsen Indonesia telah menyediakan laporan rating
mingguan bagi stasiun TV dan pengiklan mengunakan Layanan Rating
Harian-penonton sampel mencatat acara yang ditonton serta di kanal mana,
di dalam buku harian yang disediakan. Hasilnya dikirimkan pada NMR yang
kemudian mentransfernya ke komputer.
Tahun 1997 NMR beralih menggunakan Peoplemeter System untuk
mengembangkan pengukuran yang lebih akurat menit per menit. Metode
Peoplemeter untuk memperoleh gambaran lebih akurat mencakup 5 kota besar
(Jabodetabek, Surabaya, Medan, Semarang, dan Bandung). Pada 2002 di
tambah Makassar. Pada 2003 ditambah Yogyakarta (termasuk Bantul dan
Sleman) serta Palembang, 2004 (Denpasar), dan 2006 (Banjarmasin). Survey
Nielsen mencakup populasi 49,5 juta penonton TV.
Sejak Maret 2007, Nielsen memberikan layanan laporan rating harian.
Informasi detil sebuah program acara bisa langsung diketahui sehari
setelah acaranya tayang. Rating harian juga mencakup 10 kota besar
Indonesia.
Angka rating dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, misalnya
saja durasi suatu program, program tandingan, kualitas gambar yang
diterima di rumah, penonton yang ada (available audience), jadwal
tayang, waktu-waktu insidentil, juga pola kebiasaan penonton di
daerah-daerah tertentu. Rating program tidak mencerminkan kualitas
program. Rating adalah presentase dari penonton suatu acara dibandingkan
dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Yang diukur
melalui rating ini kuantitas dan bukan kualitas suatu acara.
Rating = Jumlah penonton program A dibagi Populasi TV x 100 persen.
Dengan perhitungan rating yang menit per menit, panjangnya program
mempengaruhi rating dari satu program. Misalnya program yang tadinya
berdurasi 30 menit mempunyai rating 10. Ketika diperpanjang menjadi 60
menit, ratingnya turun menjadi 8 persen, dikarenakan angka pembagi yang
semakin besar.
Lantas, apakah share? Apa bedanya dengan rating? Share adalah
persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada ukuran satuan waktu
tertentu pada suatu channel tertentu terhadap total pemirsa di semua
channel.
Share = Program Rating: Total Rating x 100 %
Ada
pula istilah Channel Share yakni persentase pemirsa TV di satu periode
tertentu pada saluran TV. Rumus perhitungannya adalah
Channel Share = Channel Share: Total Pemirsa x 100 %
Pada
Channel Share yang dibandingkan bukan lagi acaranya, melainkan stasiun
TV-nya. Singkat kata, beda rating dan share yakni, angka rating
menghitung jumlah penonton TV pada sebuah acara, sedang share menghitung
persentase penonton TV di antara stasiun TV lain. Misal, jika ada 3
stasiun TV dengan populasi 10 ribu dan TV1 mempunyai angka penonton 2
ribu, TV2 seribu, dan TV3 seribu, maka rating TV1 20% dan share-nya 50%;
TV2 rating 10%, share 25%; TV3 rating 10% dan share 25%.
Perginya Hitam Putih
Hitam Putih hanyalah salah satu program televisi yang telah menjadi
"almarhum", mengikuti jejak program-program lainnya yang serupa maupun
yang berbeda. Dan untuk urusan hidup mati sebuah program, memang banyak
hal yang menyertainya, termasuk jika acara tersebut dipandang tidak
patut, maka lambat laun acara itu pun akan mati dengan sendirinya alias
ditinggal penontonnya. Namun, algojo paling mematikan yang digunakan
oleh televisi selama ini memang lembaga survay yang mengeluarkan
angka-angka sharing dan rating.
Khusus mengenai Hitam Putih, selain, barangkali, karena urusan rating dan sharing, konon Deddy Corbuzier
sebagai pembawa acara memang memiliki rencana melanjutkan pendidikan
S3. Mmeinjam bahasa para penggemar Hitam Putih, bahwa bukan kematian
acara "Hitam Putih" yang menjadi soal. Yang menjadi perkara adalah,
seperginya Hitam Putih, adakah acara televisi yang bukan hanya
menyajikan kulit, tetapi "isi" yang terdiri dari: pesan yang baik,
aktual, inspiratif dan juga bermanfaat.
Jika tak muncul acara yang bernas, boleh jadi acara-acara yang
digelar di televisi dan mendapatkan perhatian besar dari penonton
melalui sharing dan rating yang tinggi, adalah potret dari bangsa ini
yang sudah sumpek oleh keadaan negara ini. Jadi, mereka pun memilih
untuk bergoyang dan ber haha hihi...
Sumber: Di Sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar